Puisi Tiga Sajak Pendek Karya Widji Thukul

Berikut ini adalah puisi berjudul “Tiga Sajak Pendek” yang dibuat oleh Widji Thukul.

“Tiga Sajak Pendek”
(Karya Widji Thukul)

i
kembali kucari
keping pecahan wajahku
yang dulu tersusun
waktu menghancurkannya
ketika aku mabuk bayangan arah

ii.
kembali ketemu
wajahku yang tak pernah utuh
bungkam ketika kutanya: mau ke mana?

iii.
kembali sepatuku jebol (dua puluh tahun hidup cuma
cerita saja)

panas aspal jalanan musim buruk
dan matahari yang demam
melelehkan hari-hari besar maupun biasa
Lebaran. Natal. 17 Agustus, ah apakah artinya?
kini kembali. kembali aku tertegun
memandang lingkaranmu.

Related posts of "Puisi Tiga Sajak Pendek Karya Widji Thukul"

Puisi Lapindo, Hanya Suara Karya Adri Sandra

Berikut ini adalah puisi berjudul "Lapindo, Hanya Suara" yang dibuat oleh Adri Sandra. "Lapindo, Hanya Suara" (Karya Adri Sandra) ambang kemarau, badai bersuling: laut dan gelombang matahari terapung di belahan karang dan di pulau yang jauh, cuaca mendidih, udara digulung awan putih “panas sekali negeri ini, lumpur membersit dari perut bumi musim melipatnya: ratap dan...

Puisi Hujan Bulan Mei Karya Beni Guntarman

Berikut ini adalah puisi berjudul "Hujan Bulan Mei" yang dibuat oleh Beni Guntarman. "Hujan Bulan Mei" (Karya Beni Guntarman) takdir basah di bulan Mei, tangisan awan lebam menyapa mendung tebal di langit, suara petir dan guruh bersahutan hujan lebat menyiram bumi, memercik kaca jendela kusam engkau menatapnya, begitu mendalam, mata berkaca-kaca hujan lebat berjatuhan, angin...

Puisi Di Ujung Langit Karya Rayhandi

Berikut ini adalah puisi berjudul "Di Ujung Langit" yang dibuat oleh Rayhandi. "Di Ujung Langit" (Karya Rayhandi) Hanya Tuhan yang berkuasa Di sini di sana dan di mana-mana Termasuk perkara umur Kematian dan kelahiran Hari ini kita lahir Mungkin besok sudah mati Hari ini kita sehat bugar Mungkin besok sekarat terbaring Siapa tahu Langit tak...

Puisi Peringatan Karya Widji Thukul

Berikut ini adalah puisi berjudul "Peringatan" yang dibuat oleh Widji Thukul. "Peringatan" (Karya Widji Thukul) jika rakyat pergi ketika penguasa pidato kita harus hati-hati barangkali mereka putus asa kalau rakyat bersembunyi dan berbisik-bisik ketika membicarakan masalahnya sendiri penguasa harus waspada dan belajar mendengar bila rakyat berani mengeluh itu artinya sudah gasat dan bila omongan penguasa...