Puisi Tekukur Karya Sapardi Djoko Damono

Berikut ini adalah puisi berjudul “Tekukur” yang dibuat oleh Sapardi Djoko Damono.

“Tekukur”
(Karya Sapardi Djoko Damono)

Kautembak tekukur itu. Ia tak sempat terkejut, beberapa lembar bulunya lepas; mula-mula terpencar di sela-sela jari angin, satu-dua lembar sambar-menyambar sebentar, lalu bersandar pada daun-daun rumput. “Kena!” serumu.
Selembar bulunya ingin sekali mencapai kali itu agar bisa terbawa sampai jauh ke hilir, namun angin hanya meletakkannya di tebing sungai. “Tapi ke mana terbang burung luka itu?” gerutumu.
Tetes-tetes darahnya melayang : ada yang sempat melewati berkas- berkas sinar matahari, membiaskan wama merah cemerlang, lalu jatuh di kuntum-kuntum bunga rumput.
“Merdu benar suara tekukur itu,” kata seorang gadis kecil yang kebetulan lewat di sana; ia merasa tiba-tiba berada dalam sebuah taman bunga.

Related posts of "Puisi Tekukur Karya Sapardi Djoko Damono"

Puisi Percintaan Hulu dan Muara Karya Iyut Fitra

Berikut ini adalah puisi berjudul "Percintaan Hulu dan Muara" yang dibuat oleh Iyut Fitra. "Percintaan Hulu dan Muara" (Karya Iyut Fitra) jangan pernah kau ragukan. ini bukan sajak terakhirku, kekasih sebagaimana hulu. ia selalu menyimpan rindu pada muara sebuah pertemuan yang tak pernah. hanya tumpukan dari gelisah lalu desir air. potongan-potongan ranting yang tersangkut “sampaikan...

Puisi Kamis Manis Karya Apriani Dinni

Berikut ini adalah puisi berjudul "Kamis Manis" yang dibuat oleh Apriani Dinni. "Kamis Manis" (Karya Apriani Dinni) Tersenyum manis Menyambut Hari kamis Untuk pria berkumis Berambut klimis Janganlah selalu meringis Walau hari gerimis Tak perlu cemas Ada Aku yang selalu tersenyum manis - ADSN, 071217 - Sumber: Kompasiana 2017.

Puisi Sesalku Ada Padaku Karya Annisa Nur Fitriyani

Berikut ini adalah puisi berjudul "Sesalku Ada Padaku" yang dibuat oleh Annisa Nur Fitriyani. "Sesalku Ada Padaku" (Karya Annisa Nur Fitriyani) Tombak berkarat itu menancap di hatiku Kala kusadar telah habis waktu Duri tajam itu penuhi tubuhku Kal cukup sudah pengorbananku Ku akui darah ini tak lagi wakilkan rasa diri Luka ini tak lagi menyayat...

Puisi Pandangan Pertama Karya Kahlil Gibran

Berikut ini adalah puisi berjudul "Pandangan Pertama" yang dibuat oleh Kahlil Gibran. "Pandangan Pertama" (Karya Kahlil Gibran) Itulah saat yang memisahkan aroma kehidupan dari kesadarannya. Itulah percikan api pertama yang menyalakan wilayah-wilayah jiwa. Itulah nada magis pertama yang dipetik dari dawai-dawai perak hati manusia. Itulah saat sekilas yang menyampaikan pada telinga jiwa tentang risalah hari-hari...