Puisi Siklus Karya Wira Nagara

Berikut ini adalah puisi berjudul “Siklus” yang dibuat oleh Wira Nagara.

“Siklus”
(Karya Wira Nagara)

Sudah lama namun masih sama
Tetap kurawat hati yang lebam membiru
Terpukul kenyataan dari masa-masa gelap yang ditelantarkan sunyi
Terkapar di ujung waktu jauh dari piara akan detik yang kerap membeku

Liah menjamah dalam celsius rendah
Mencium epidermis yang kering ditumbuhi riak tangis
Kau masih menjadi keindahan yang bersemi di ladang tubuhku
Ilalang subur di ingatan
Bunga mekar di telungkup tangan
Pohon-pohon rimbun di batas kenangan
Menjadi ekosistem dari lesatan pelepasan yang kulestarikan
Ratapan menyelimuti dan ancaman mengahantui tak henti-henti

Siapa kita
Siapa kita
Siapa kita berani melawan garis masa
Telah tertulis nyata sebagai pergantian di dunia
Dalam batas paling tipis antara kesedihan dan bahagia
Menjadikannya celah di arteri yang mengalir di sekujur diri
Membuatnya merdu sebagai irama yang membuka imaji

Ternyata selama ini kau bukan hidup di mataku
Melainkan di sampingku
Sejauh ini kau bukan bayang di langkahku
Melainkan di hidupku

Sedalam ini kau lebih dari sekadar pori-pori
Menyerap yang masih terjangkau menyingkap yang lama terpantau
Semua dari-Nya akan kembali pada-Nya

Barangkali luka datang
Sebagai tanda bahwa kita
Terlalu bahagia
Hingga rasa diimbangkan
Agar tetap merasakan
Lara selumrahnya manusia

Suatu hari tepat pada detik yang telah ditiupkan kuasa oleh Sang Maha
Kita akan bertemu
Kita akan bertemu
Kita akan bertemu
Kita akan bertemu

Hidup akan mati napas akan terhenti
Tidak dengan doa-doaku
Tidak dengan doa-doaku

Hidup akan mati napas akan terhenti
Tidak dengan doa-doaku
Tidak dengan doa-doaku

Hidup akan mati napas akan terhenti
Tidak dengan doa-doaku
Tidak dengan doa-doaku

FYI: Siklus dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti, yaitu putaran waktu yang di dalamnya terdapat rangkaian kejadian yang berulang-ulang secara tetap dan teratur.

Related posts of "Puisi Siklus Karya Wira Nagara"

Puisi Satu Mimpi Satu Barisan Karya Widji Thukul

Berikut ini adalah puisi berjudul "Satu Mimpi Satu Barisan" yang dibuat oleh Widji Thukul. "Satu Mimpi Satu Barisan" (Karya Widji Thukul) di lembang ada kawan sofyan jualan bakso kini karena dipecat perusahaan karena mogok karena ingin perbaikan karena upah ya karena upah di ciroyom ada kawan sodiyah si lakinya terbaring di amben kontrakan buruh pabrik...

Puisi Mei (Jakarta, 1998) Karya Joko Pinurbo

Berikut ini adalah puisi berjudul "Mei (Jakarta, 1998)" yang dibuat oleh Joko Pinurbo. "Mei (Jakarta, 1998)" (Karya Joko Pinurbo) :Jakarta, 1998 Tubuhmu yang cantik, Mei telah kaupersembahkan kepada api. Kau pamit mandi sore itu. Kau mandi api. Api sangat mencintaimu, Mei. Api mengecup tubuhmu sampai lekuk-lekuk tersembunyi. Api sangat mencintai tubuhmu sampai dilumatnya yang cuma...

PuisiSelamat Hari Kamis Karya Muhlis Hatba

Berikut ini adalah puisi berjudul "Selamat Hari Kamis" yang dibuat oleh Muhlis Hatba. "Selamat Hari Kamis" (Karya Muhlis Hatba) Bung, selamat hari Kamis Mari tabur rasa optimis menjadi seorang reformis, bukan pemuja apatis apalagi penganut ekstremis eksis mempertahankan egois di tengah desis-desis kapitalis Bung, selamat hari Kamis Mari rajut asa harmonis, menjadi jiwa-jiwa agamis bukan...

Puisi Kali Hitam Karya W.S. Rendra

Berikut ini adalah puisi berjudul "Kali Hitam" yang dibuat oleh W.S. Rendra. "Kali Hitam" (Karya W.S. Rendra) Kali hitam lewat dengan keluh kesah kawanan air dari tanah tak bernama kali hitam lewat di tanah rendah kali hitam beralur di dasar dada. Mengalir ia. Mengalir. Entah dari mana. Rahasia pertapa dan nestapa. Sunyi yang lahir dari...