Puisi Sepekat Kopi Malam Karya Tu. Muksalmina

Berikut ini adalah puisi berjuduAl “Sepekat Kopi Malam” yang dibuat oleh Tu. Muksalmina.

“Sepekat Kopi Malam”
(Karya Tu. Muksalmina)

Hari tak lagi bermandikan mentari;
Selimut senja datang temaram;
Teriring malam tak lama lagi;
Merindu wangi semerbak kopi.

Betapa daku masih terpaku;
Menunggu ianya bakal tersaji;
Terseduh rasa bercampur rindu;
Dalam secangkir gelas kopi.

Malam semakin larut;
Cahaya pun kian surut;
Namun raga tak mau beringsut;
Nikmati kopi yang diseruput.

Terlihat warna membungkus rasa;
Sembari merenung merangkai asa;
Menyesap setiap racikannya;
Yang mengandung kelezatan cita rasa.

Sepekat kopi malam;
Seharum aromanya;
Walau engkau lelap terpejam;
Tetap kurindu selamanya.

Related posts of "Puisi Sepekat Kopi Malam Karya Tu. Muksalmina"

Puisi Perjalanan Yang Tiada Terselesaikan Karya Eka Budianta

Berikut ini adalah puisi berjudul "Perjalanan Yang Tiada Terselesaikan" yang dibuat oleh Eka Budianta. "Perjalanan Yang Tiada Terselesaikan" (Karya Eka Budianta) ada jalan dan barisan panjang menempuhnya melalui abad-abad datang dan abad-abad lalu ada semacam kerinduan menemaniku di sana sebuah perjalanan yang tentram dan laju melalui segala tanah rata dan bukit terjal tandus perjalanan yang...

Puisi Di Jurang Puisi Karya Helvy Tiana Rosa

Berikut ini adalah puisi berjudul "Di Jurang Puisi" yang dibuat oleh Helvy Tiana Rosa. "Di Jurang Puisi" (Karya Helvy Tiana Rosa) Menampung rindu dari hari ke haru, Menanggung resah yang berlarian hingga jantung, Jarum jarum hujan menikam mata kita Katamu tak apa karena duka cuma museum kebahagiaan yang retak dan pecah di dada kita Kita...

Puisi Rumpun Alang-Alang Karya W.S. Rendra

Berikut ini adalah puisi berjudul "Rumpun Alang-Alang" yang dibuat oleh W.S. Rendra. "Rumpun Alang-Alang" (Karya W.S. Rendra) Engkaulah perempuan terkasih, yang sejenak kulupakan, Sayang. Kerna dalam sepi yang jahat tumbuh alang-alang di hatiku yang malang. Di hatiku alang-alang menancapkan akar-akarnya yang gatal. Serumpun alang-alang gelap, lembut dan nakal. Gelap dan bergoyang ia dan ia pun...

Puisi Di Dalam Kepalaku Karya Beni Satryo

Berikut ini adalah puisi berjudul "Di Dalam Kepalaku" yang dibuat oleh Beni Satryo. "Di Dalam Kepalaku" (Karya Beni Satryo) Sungai-sungai menggenang. Menggigil. Memeluk luka- luka yang hidup. Berdenyut dan menggetarkan. Pinggiran wajan. Sumber: Indoprogress, 13 Juni 2015.