Puisi Secangkir Rindu Karya Parlin

Berikut ini adalah puisi berjuduAl “Secangkir Rindu” yang dibuat oleh Parlin.

“Secangkir Rindu”
(Karya Parlin)

Kutitipkan cinta pada secangkir kopi ini
Jika kau seruput maka harum rindu akan mengalir dalam nadimu
Tetaplah menjadi kamu yang aku mau
Seperti saat pertama kali aku menemukanmu dalam secankir kopi yang haru

Aku sangat inign merindukanmu
Dalam balutan cinta berkabut salju
Aku merasakan dingin itu
Persis seperti pertama kali kau memandangku

Aku rindu saat pertama kali merasakan degup jantung karena rindu
Namun sayang, itu tak akan mungkin aku nikmati setelah waktu itu
Waktu kau pergi meniggalkan cinta dan menyisakan duka pilu

Related posts of "Puisi Secangkir Rindu Karya Parlin"

Peribahasa Cempedak Berbuah Nangka

Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Cempedak berbuah nangka”. Artinya:Memperoleh hasil lebih dari yang diharapkan. Demikian arti dari peribahasa "Cempedak berbuah nangka". Semoga bermanfaat.

Puisi Bulan Syawal Karya Rustian Al Ansori

Berikut ini adalah puisi berjudul "Bulan Syawal" yang dibuat oleh Rustian Al Ansori.   "Bulan Syawal" (Karya Rustian Al Ansori) Bulan Syawal Jejak Ramadhan ditinggalkan Tapaki hari baru di bulan Syawal Kegembiraan di awal Syawal belum lepas Silaturahmi telah kenyangi jiwa Panjangkan umur dengan kebaikan Pesan yang kuat terbawa ketika Ramadhan Sinar pagi di sebelah...

Puisi Lebaran Kali Ini Karya Fiersa Besari

Berikut ini adalah puisi berjudul "Lebaran Kali Ini" yang dibuat oleh Fiersa Besari. "Lebaran Kali Ini" (Karya Fiersa Besari) Suasana meriah menyambut ketukanku di pintu depan. Pelukan hangat, sapa dan tawa, menyertaiku masuk ke dalam rumah. Sosok-sosok yang sudah lama tidak kulihat, berkumpul di satu ruang. Banyak wajah baru, mungil, mencium tanganku. "Ini paman kalian",...

Puisi Nyanyian Angsa Karya W.S. Rendra

Berikut ini adalah puisi berjudul "Nyanyian Angsa" yang dibuat oleh W.S. Rendra. "Nyanyian Angsa" (Karya W.S. Rendra) Majikan rumah pelacuran berkata kepadanya: “Sudah dua minggu kamu berbaring. Sakitmu makin menjadi. Kamu tak lagi hasilkan uang. Malahan kapadaku kamu berhutang. Ini beaya melulu. Aku tak kuat lagi. Hari ini kamu harus pergi.” (Malaikat penjaga Firdaus. Wajahnya...