Puisi Sajak Yang Tersesat Karya Shinta Febriany

Berikut ini adalah puisi berjudul “Sajak Yang Tersesat” yang dibuat oleh Shinta Febriany.

“Sajak Yang Tersesat”
(Karya Shinta Febriany)

semula sajak ini hendak berkisah
perihal alismu yang tebal
aroma kretek yang tertinggal di bibirmu
yang membuatku betah mengulumnya.

sajak ini ingin sekali merekam tubuhmu
yang jangkung dan ranum
yang menderu ketika tersentuh jariku.

di kaki gunung merapi kala itu
bulan juli terasa lembap
kemurungan berkelebat cepat.

kau bilang
gelap hanya ada di malam hari
dan itu singkat, tak melukai.

seperti melihat film pendek
mungkin menyakiti mata tapi ringkas
tak melewati tiga puluh menit.

kau bilang
segala yang dapat menjelma kesedihan
mesti segera dipadamkan.

jangan biarkan ketel berbunyi panjang,
lekas matikan api.

kau kian lihai membelakangi kenyataan
tak ada masa silam dan masa depan
di peta hidupmu.

sajak ini tersesat
setelah kau menunjukkan
arah tetap hatimu.

Related posts of "Puisi Sajak Yang Tersesat Karya Shinta Febriany"

Puisi Sebuah Tanya Karya Soe Hok Gie

Berikut ini adalah puisi berjudul "Sebuah Tanya" yang dibuat oleh Soe Hok Gie. "Sebuah Tanya" (Karya Soe Hok Gie) “Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui apakah kau masih berbicara selembut dahulu? memintaku minum susu dan tidur yang lelap? sambil membenarkan letak leher kemejaku” (Kabut...

Puisi Aku Berkaca Karya Chairil Anwar

Berikut ini adalah puisi berjudul "Aku Berkaca" yang dibuat oleh Chairil Anwar. "Aku Berkaca" (Karya Chairil Anwar) Ini muka penuh luka Siapa punya? Ku dengar seru menderu Dalam hatiku Apa hanya angin lalu? Lagi lain pula Menggelepar tengah malam buta Ah..!!! Segala menebal, segala mengental Segala tak ku kenal..!!! Selamat tinggal...!!

Puisi Pemilu Karya Rustian Al Ansori

Berikut ini adalah puisi berjudul "Pemilu" yang dibuat oleh Rustian Al Ansori. "Pemilu" (Karya Rustian Al Ansori) Kita bukan mengganti Itu sama saja memaksa kehendak hati Tapi kita memilih Yang dibebaskan tanpa ada pamrih Kita bukan mendengar hasutan Yang akan memecah belah persatuan Tapi kita mendengarkan kampanye dengan orasi penuh edukasi Yang menghilangkan segala tebaran...

Puisi Suatu Kali di Restoran Karya Beni Satryo

Berikut ini adalah puisi berjudul "Suatu Kali di Restoran" yang dibuat oleh Beni Satryo. "Suatu Kali di Restoran" (Karya Beni Satryo) Kau bertanya banyak hal saat kita mampir di restoran itu. Ini apa? Lada. Ini? Garam dan saus. Itu apa? Pisau dan garpu. Itu? Kau menunjuk sesuatu yang mengalir dari kedua mataku yang hambar. Aku...