Puisi Saat Hati Kita Melebur Karya Fiersa Besari

Berikut ini adalah puisi berjudul “Saat Hati Kita Melebur” yang dibuat oleh Fiersa Besari.

“Saat Hati Kita Melebur”
(Karya Fiersa Besari)

Mentari menyingsing di ufuk timur. Tangan kita berpegangan. Bahasa terindah kita adalah keheningan. Huruf terindah kita adalah kerinduan. Kata-kata terindah kita adalah kau dan aku saling mendoakan. Kita tak mampu mendefinisakan apa yang kita rasa. Kita berdua hanya tahu bahwa ini indah walau tak bernama.

Setelah malam demi malam kau menahan perih peninggalan masa lampau, setelah minggu demi minggu kau mencoba untuk tidak lagi jatuh hati, setelah purnama demi purnama aku tak jua henti menanti, kita memutuskan untuk mencoba. Seberat apapun hidup. Sehebat apapun perbedaan, kita memutuskan untuk mencoba.

Jatuh cinta memang tak pernah direncanakan, tapi membina sebuah komitmen, butuh perencanaan. Mabuk kepayang itu mudah. Kau hanya perlu mereguk suka cita sebanyak-banyaknya. Yang sulit itu menghadapi resiko terjaga dari mabuk tanpa ada siapapun di sebelahmu. Jatuh cinta itu mudah kau hanya perlu terpanah asmara, lalu jatuh. Yang sulit itu menghadapi resiko berdiri sendirian dengan hati yang terluka. Kasmaran itu mudah. Kau hanya perlu senyum-senyum sendiri setiap akan berangkat tidur. Yang sulit itu menghadapi resiko terbangun dengan hati yang patah tanpa ada yang mampu merekatkannya kembali.

Kenapa aku mau menghadapi semua resiko itu? Karena duduk di sebelahmu sambil memandang matamu, merasakan jantungku ingin meledak, lalu melihat senyumanmu menghentikan duniaku, resiko apapun jadi tak berarti untuk ditempuh. Bersamamu, kesulitan-kesulitan tersebut menjadi tiada.

Kau bertanya, mengapa harus engkau? Aku tidak pernah punya jawabannya. Aku rasa kita tidak bisa memilih siapa yang patut kita taruh dalam hati kita. Kau pernah meragu, apa hebatnya dirimu. Aku tak perlu menjawab itu. Lihat saja bagaimana kau selalu mampu membuat aku tersenyum, seburuk apapun hari yang kulalui.

Di belakangmu ada rasa sakit, di depanmu ada kisah baru, di sebelahmu ada aku yang takkan pernah pergi. Kau hanya perlu mengubah caramu melihat.

Susah dan senang, jatuh dan bangun, gembira dan terluka, aku bersamamu. Aku bersamamu untuk menuntun, bukan menuntut; menggandeng, bukan menarik paksa; mempercayai, bukan mencurigai; membahagiakan, bukan membahayakan. Jadi, jangan menyerah…. Jangan hari ini.

Related posts of "Puisi Saat Hati Kita Melebur Karya Fiersa Besari"

Puisi Takbir Bertalu Karya Pustamun

Berikut ini adalah puisi berjudul "Takbir Bertalu" yang dibuat oleh Pustamun. "Takbir Bertalu" (Karya Pustamun) Takbir telah bertalu di segala penjuru merdu Takbir telah memanggil jiwa yang terpencil kecil Takbir telah menggema menyeru sukma menjadi bijaksana Takbir telah usai usia tua dituai Kami meminta maaf tuhan dan sesama atas segala

Puisi Cinta Sejati Karya Anonim

Berikut ini adalah puisi berjudul "Puisi Cinta Sejati" yang dibuat oleh Anonim. "Puisi Cinta Sejati" (Karya Anonim) Rasa sayang yang kutulis dalam tetesan air mata ini dengan diam jernihnya selalu menatapmu bersamanya. Selalu ada yang tak diceritakan, langit kepada hujan. Entah pagi bersambut kabut, Atau mendung yang bikin murung. Waktu menguji kita dengan perpisahan, jarak...

Puisi Lintang Karya Andrea Hirata

Berikut ini adalah puisi berjudul "Lintang" yang dibuat oleh Andrea Hirata. "Lintang" (Karya Andrea Hirata) Dengan pisau lipat Kuukir pelan-pelan Kalimat yang dalam Dari perasaanku yang larat Karena hormatku yang sarat Untuk pesona persahabatan dan kecerdasan Lintang, Lintang, hatimu yang benderang Qui genus humanum ingenio superavit Manusia genius tiada tara

Puisi Tamu Karya W.S. Rendra

Berikut ini adalah puisi berjudul "Tamu" yang dibuat oleh W.S. Rendra. "Tamu" (Karya W.S. Rendra) Dari mula hadir dan semerbak aku percaya bukan racun dupa dan sedap malam - duka lembut yang datang dari luka tersibak: kenangan yang menang kerna diri terbenam. (Kenangan malam, tak bisa ku tidur bila kau datang!) Ah, candu kenikmatan dari...