Puisi Ramadan Karya Anonim

Berikut ini adalah puisi berjudul “Ramadan” yang dibuat oleh Anonim.

“Ramadan”
(Karya Anonim)

Aku ingin meludahimu Bumi
Dengan zikir yang paling syahdu
Lafazkan puja-puji penuh kemanjaan
Di balik gigilku yang meradang rintih
Dahaga akan cumbuan haru air mata

Diri ini..
Siang kusandarkan pada haus dan lapar
Malam kugelayutkan pada barisan syaf
Mendulang harapan dalam gelombang khidmat

Ya… Ramadan! Bakarlah jiwaku yang telanjang ini
Dekap dengan ruh-ruh Asma-Nya
Biarkan dalam kaparnya, aku membara
Lalu melebur bersama tangis yang membatin.

Related posts of "Puisi Ramadan Karya Anonim"

Puisi Kamu Puisi Karya Helvy Tiana Rosa

Berikut ini adalah puisi berjudul "Kamu Puisi" yang dibuat oleh Helvy Tiana Rosa. "Kamu Puisi" (Karya Helvy Tiana Rosa) Kamu sedih, airmatamu menetes jadi puisi Kamu marah amukmu jadi puisi Kamu kangen, rindumu mencumbu puisi Kamu takut, ngerimu gigil dalam puisi Kamu cinta, hasratmu tumpah di laut puisi Kamu cari hakikat diri bersujud raga dan...

Puisi Kata Selembar Kain Kepada Mesin Jahit Karya Norman Adi Satria

Berikut ini adalah puisi berjudul "Kata Selembar Kain Kepada Mesin Jahit" yang dibuat oleh Norman Adi Satria. "Kata Selembar Kain Kepada Mesin Jahit" (Karya Norman Adi Satria) Benangmu telah lama habis, tapi kau masih menusuk-nusukkan jarum itu di lukaku. Aku makin koyak tanpa kau tahu. Namun tak apa aku senang melihat kau menjahit. Aku senang...

Puisi Bulan Maret Karya Roger

Berikut ini adalah puisi berjudul "Bulan Maret" yang dibuat oleh Roger. "Bulan Maret" (Karya Roger) Aku termenung di bawah rembulan Di antara megahnya alam ini Kurasakan tentramnya hatiku Menikmati indahnya kasih-Mu Bulan Maret... Ditemani hujan Basahi panas terik Hatiku Serasa langit tersenyum mesra Sejenak kuterlena Akan kehidupan yang fana Oh Maret jangan lagi berlalu

Puisi Di Malioboro Karya Goenawan Mohamad

Berikut ini adalah puisi berjudul "Di Malioboro" yang dibuat oleh Goenawan Mohamad. "Di Malioboro" (Karya Goenawan Mohamad) Kepada seseorang yang mengingatkan saya akan Iramani, yang dibunuh di tahun 1965 Saya menemukanmu, tersenyum, acuh tak acuh di sisi Benteng Vriedenburg Siapa namamu, kataku, dan kau bilang: Kenapa kau tanyakan itu. Malam mulai diabaikan waktu. Di luar,...