Puisi Persetujuan Dengan Bung Karno Karya Chairil Anwar

Berikut ini adalah puisi berjudul “Persetujuan Dengan Bung Karno” yang dibuat oleh Chairil Anwar.

“Persetujuan Dengan Bung Karno”
(Karya Chairil Anwar)

Ayo! Bung Karno kasih tangan, mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicara mu
Dipanggang di atas api mu
Digarami lautmu dari mulai tanggal 17 Agusutus 1945

Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api, Aku sekarang laut
Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zat mu, di zat ku kapal-kapal kita berlayar
Di urat mu, di urat ku kapal-kapal kita bertolak dan berlabuh

Related posts of "Puisi Persetujuan Dengan Bung Karno Karya Chairil Anwar"

Puisi Elegi Hemostasis Karya Wira Nagara

Berikut ini adalah puisi berjudul "Elegi Hemostasis" yang dibuat oleh Wira Nagara. "Elegi Hemostasis" (Karya Wira Nagara) Terkadang tangis tak selalu mengurai luka, ia juga mengisyaratkan bahagia dalam derai air mata. Seperti saat ini, kala kau hadir di tenagh-tengah sepi. Menegaskan bahwa tak bisa melupakanmu, bukan berarti aku tak bisa menemukan cinta yang baru. Sebab...

Puisi Serenada Hijau Karya W.S. Rendra

Berikut ini adalah puisi berjudul "Serenada Hijau" yang dibuat oleh W.S. Rendra. "Serenada Hijau" (Karya W.S. Rendra) Kupacu kudaku. Kupacu kudaku menujumu. Bila bulan menegurkan salam dan syahdu malam bergantung di dahan-dahan. Menyusuri kali kenangan yang berkata tentang rindu dan terdengar keluhan dari batu yang terendam. Kupacu kudaku. Kupacu kudaku menujumu. Dan kubayangkan sedang kautunggu...

Puisi Sahur Bekal Kemenangan Karya Y. S. Sunaryo

Berikut ini adalah puisi berjudul "Sahur Bekal Kemenangan" yang dibuat oleh Y. S. Sunaryo. "Sahur Bekal Kemenangan" (Karya Y. S. Sunaryo) Sahur hentikan tidur Agar raga tak terbentur Jiwa enggan melantur Walau hanya sesuap bubur Bangunlah yang hendak berpuasa Tak wajib, namun nikmat terasa Bukan manjakan lidah penuh berselera Melainkan sejak fajar mata harus terjaga...

Puisi Setelah Kau Mengunci Pagar Karya Dedy Tri Riyadi

Berikut ini adalah puisi berjudul "Setelah Kau Mengunci Pagar" yang dibuat oleh Dedy Tri Riyadi. "Setelah Kau Mengunci Pagar" (Karya Dedy Tri Riyadi) Malam semakin marak senapan-senapan sepi saling menyalak. Dan dia - korban bulan bisu - baru berwarna biru, seperti habis ditasbihkan oleh sepotong lagu, merayu-rayu engkau. Menyaru aku. - 2012 -