Puisi Perjalanan Perasaan Karya Surya Adhi Kuncoro

Berikut ini adalah puisi berjudul “Perjalanan Perasaan” yang dibuat oleh Surya Adhi Kuncoro.

“Perjalanan Perasaan”
(Karya Surya Adhi Kuncoro)

Sesaat, aku menghentikan langkah,
di pinggir jalan yang riuh,
untuk sejenak memastikan,
memastikan telah berapa lama waktu yang kutempuh,
memastikan telah berapa jauh jarak yang kurengkuh,
dan ternyata antara aku dan tujuanmu masih terlampau jauh.

Meski demikian, aku masih tetap berkeyakinan,
bahwa sejauh-jauhnya jarak yang memisahkan,
ia bukan penghalang,
bagi kita
untuk saling
menyampaikan dan memahami perasaan.

Related posts of "Puisi Perjalanan Perasaan Karya Surya Adhi Kuncoro"

Puisi Nyanyian Kota Peradaban Karya Ahmadun Yosi Herfanda

Berikut ini adalah puisi berjudul "Nyanyian Kota Peradaban" yang dibuat oleh Ahmadun Yosi Herfanda. "Nyanyian Kota Peradaban" (Karya Ahmadun Yosi Herfanda) - jakarta di kota peradaban orang-orang mencari Tuhan di bar-bar dan bursa-bursa perempuan, bank-bank dan perkantoran. politikus pun mengaum: di mana Tuhan di mana? birokrat menjawab sambil menguap: di sini Tuhan di sini. ketika...

Puisi Nyamuk Karya Beni Satryo

Berikut ini adalah puisi berjudul "Nyamuk" yang dibuat oleh Beni Satryo. "Nyamuk" (Karya Beni Satryo) Seekor nyamuk masuk ke dalam kuping. Lalu, keluar lewat mulut. Menjadi seekor anjing. Sumber: Indoprogress, 13 Juni 2015.

Puisi Air Mata Malam Karya Megantarafm Tuban

Berikut ini adalah puisi berjudul "Air Mata Malam" yang dibuat oleh Megantarafm Tuban. "Air Mata Malam" (Karya Megantarafm Tuban) Angin berhebus lirih di keheningan malam.. Seirama dengan rintihan serangga riang... Kala jemari bergerak mengusap air mata.. Menghapus segala jejak terlewati... Sejenak kupandangi mayapada... Rembulan tersenyum di apit bintang gumintang... Namun senyumnya hambar tiada berperasaan... Sinis,...

Puisi Siluet I Karya Oka Rusmini

Berikut ini adalah puisi berjudul "Siluet I" yang dibuat oleh Oka Rusmini. "Siluet I" (Karya Oka Rusmini) dupa itu menembus langit mengotori altar para dewa tubuh-tubuh mati berteriak orang-orang bermantel hijau telah membenamkan peluru juga api yang disulutkan di kaki para pemangku duduk bersila memanggil upacara mengorek seluruh lubang berharap Tuhan menampakkan wajahnya lalu memulangkan...