Puisi Penantian Karya Fiersa Besari

Berikut ini adalah puisi berjudul “Penantian” yang dibuat oleh Fiersa Besari.

“Penantian”
(Karya Fiersa Besari)

aku senang, wangimu yang tertinggal di sela kalimat manis yang berpenggal-penggal
di antara reruntuhan kenangan yang membatu
wangimu adalah sebuah mesin waktu
aku suka matamu yang coklat penuh hasrat
membuat melangkah darimu terasa sangat berat
dengan mata itu kau memandang alam semesta
dengan mata itu pula kau menjadikanku tak mampu berkata-kata
aku benci senyumanmu yang dipenuhi zat adiktif
sampai aku tak tahu lagi mana yang fakta, mana yang fiktif
senyum seindah senja itu tak pernah gagal membuatku gelagapan
membias jingga sebelum akhirnya menggiringku pada kegelapan
aku rindu sosokmu yang memberi tahuku, bahwa cinta terpendam adalah bahasa keheningan dengan hati yang saling menggenggam
jadi, apakah salah jika selalu saja namamu yang terukir?
meski rasa ini tanpa nama, tanpa sebab, tanpa mula, tanpa akhir
lambat laun kusadari, beberapa rindu memang harus sembunyi-sembunyi
bukan untuk disampaikan, hanya untuk dikirimkan lewat do’a
beberapa rasa memang harus dibiarkan menjadi rahasia
bukan untuk diutarakan hanya untuk disyukuri keberadaannya
biarlah “apa kabar” menjadi pengganti “aku rindu”
“jaga dirimu baik-baik” menjadi pengganti “aku sayang kamu”
tangannya menjadi pengganti tanganku untuk menuntunmu
pundaknya menjadi pengganti pundakku untukmu bersandar
biarlah gemercik gerimis, secarik senja, secangkir teh, dan bait lagu menjadi penggantimu

Related posts of "Puisi Penantian Karya Fiersa Besari"

Puisi Padanya Ingin Kukatakan Jancok! Karya Poet

Berikut ini adalah puisi berjudul "Padanya Ingin Kukatakan Jancok!" yang dibuat oleh Poet. "Padanya Ingin Kukatakan Jancok!" (Karya Poet) Jancok! Kelu bibir ini menghujat. Lelah, bosan, capek berkata kotor. Terkadang beristighfar. Khilaf, Tuhan! kataku. Ampun! Namun masih ku ulangi lagi, Jancok! Jancok! Dan… Jancok! Tuhan, Jancok ini bukan makian. Bukan pula hujatan pada takdirMu. Jancok...

Puisi Menggantung Bagai Mendung Karya Anonim

Berikut ini adalah puisi berjudul "Menggantung Bagai Mendung" yang dibuat oleh Anonim. "Menggantung Bagai Mendung" (Karya Anonim) Pikiranku menggantung Bagai mendung Sedangkan rindu ini ialah petir Yang semakin terasa getir Kedewasaan kita kah Atau takdir kah Yang sengaja Mengajak kita Untuk sesaat berteduh dari lara

Puisi Ibunda Karya W.S. Rendra

Berikut ini adalah puisi berjudul "Ibunda" yang dibuat oleh W.S. Rendra. "Ibunda" (Karya W.S. Rendra) Engkau adalah bumi, Mama aku adalah angin yang kembara. Engkau adalah kesuburan atau restu atau kerbau bantaian. Kuciumi wajahmu wangi kopi dan juga kuinjaki sambil pergi kerna wajah bunda adalah bumi. Cinta dan korban tak bisa dibagi.

Puisi Setelah Semua Ini Berlalu Karya Boy Candra

Berikut ini adalah puisi berjudul "Setelah Semua Ini Berlalu" yang dibuat oleh Boy Candra. "Setelah Semua Ini Berlalu" (Karya Boy Candra) Setelah tidak denganku semoga harimu lebih menyenangkan. Temuilah seseorang yang lebih keras memperjuangkanmu yang lebih tabah memahamimu melebihi segala hal yang pernah kulakukan untukmu. Semoga bukan luka yang kamu dapatkan ataupun kesedihan yang berkepanjangan....