Puisi Maaf, Malamku Karya Hasyyati Melanie

Berikut ini adalah puisi berjuduAl “Maaf, Malamku” yang dibuat oleh Hasyyati Melanie.

“Maaf, Malamku”
(Karya Hasyyati Melanie)

Malam yang sunyi bertaburan gemintang juga indah sinar rembulan. Sungguh indah. Tapi, tidak pada malam itu.

Malam itu menyapaku dengan awal yang sangat indah, disambut dengan kata juga kalimat yang begitu memabukkan.

Namun, aku tak pernah menyangka jika, itulah akhir waktu kita bersama, akhir kala salam kau ucap dengan kata perpisahan.

Semuanya berubah menjadi sendu, hanya air mata dan kekecewaan yang menemani.

Setelahnya, semua tak baik, karena setiap malam menyapa hatiku hanya makin teriris, mengingat segala yang kisah yang telah habis.

Hingga bait demi bait ini tertulis rapi mewakilkan kerapuhan hati.

Related posts of "Puisi Maaf, Malamku Karya Hasyyati Melanie"

Puisi Mengembara Karya Leon Agusta

Berikut ini adalah puisi berjudul "Mengembara" yang dibuat oleh Leon Agusta. "Mengembara" (Karya Leon Agusta) Dengan mesra kusandang dosa itu Sebab sudah diamanatkan bagiku: mengembara Bagi pribadiku, yang berjalan jauh Hingga telah lama kami berpisah Nafas damai dan tidur yang nikmat Setelah duka diterima tanpa kesumat Kini aku arus larutan di dasar ruap Menghempas sendiri...

Peribahasa Cari Umbut Kena Buku

Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Cari umbut kena buku”. Artinya:Mencari sesuatu hal yang baik, namun mendapatkan hal yang buruk.FYI: Umbut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti, yaitu ujung batang (kelapa, enau, dan sebagainya) yang masih muda dan lunak, dapat dimakan. Demikian arti dari peribahasa "Cari umbut kena buku". Semoga bermanfaat.

Peribahasa Berkayuh Sampan Bocor

Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Berkayuh sampan bocor”. Artinya:Kehidupan yang melarat sekali atau miskin. Demikian arti dari peribahasa "Berkayuh sampan bocor". Semoga bermanfaat.

Puisi Senja di Pelabuhan Kecil Karya Chairil Anwar

Berikut ini adalah puisi berjudul "Senja di Pelabuhan Kecil" yang dibuat oleh Chairil Anwar. "Senja di Pelabuhan Kecil" (Karya Chairil Anwar) Kalau sampai waktuku Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada...