Puisi Kepada Warna Karya Joshua Igo

Berikut ini adalah puisi berjudul “Kepada Warna” yang dibuat oleh Joshua Igo.

“Kepada Warna”
(Karya Joshua Igo)

kepada raga
kutitipkan segala lara
agar sukma tetap berharap
kepada yang mahanama

kepada warna
aku titipkan dunia,
agar menjadi rumah
bagi jiwa-jiwa
yang mendamba bahagia

kepada nada
aku titipkan surga
bagi jiwa-jiwa
yang telah selesai
dalam pencariannya

– 2017 –

Related posts of "Puisi Kepada Warna Karya Joshua Igo"

Puisi Dalam Nikmat Tadarus Karya Y. S. Sunaryo

Berikut ini adalah puisi berjudul "Dalam Nikmat Tadarus" yang dibuat oleh Y. S. Sunaryo. "Dalam Nikmat Tadarus" (Karya Y. S. Sunaryo) Gerimis masih merinai di akhir Mei Sebuah anugerah sejukan Ramadan suci Bersama tadarus enggan berhenti Hingga sahur nikmat tersaji Betapa tinggi keagungan puasa Ramadan Bangkitkan semangat puncaki kesadaran Bahwa Tuhan segala sandaran Pada Al-Qur'an...

Puisi Empang Kapuk Karya Pilo Poly

Berikut ini adalah puisi berjudul "Empang Kapuk" yang dibuat oleh Pilo Poly. "Empang Kapuk" (Karya Pilo Poly) Di Empang Kapuk, nyamuk mengigit bulan. Dia lebih ganas dari kelaparan dan pengangguran. Tulang punggung dan mulutnya, terbuat dari bau pesing orang miskin yang rajin bayar pajak. Lihatlah pos ini televisi mengabarkan hura-hura pejabat. Sedang rakyat, liurnya kering...

Puisi Maju Karya Chairil Anwar

Berikut ini adalah puisi berjudul "Maju" yang dibuat oleh Chairil Anwar. "Maju" (Karya Chairil Anwar) Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti Sudah itu mati. MAJU Bagimu Negeri Menyediakan api. Punah di atas menghamba Binasa di atas ditindas Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai Maju Serbu Serang Terjang - Februari...

Puisi Negara Katak Karya B.B. Soegiono

Berikut ini adalah puisi berjudul "Negara Katak" yang dibuat oleh B.B. Soegiono. "Negara Katak" (Karya B.B. Soegiono) impian negara muncul dalam malamku ingat dengan cerita ibu: kehidupan katak terbebas dari penjara tiada ditahan bila makan tanaman dan jentik-jentik selokan. katak-katak bergerombol tanpa ada dicurigai saling tumpang punggung rekat tangan bergotong lalu ibu kembali bercerita: mereka...