Puisi Karya Korrie Layun Rampan

Berikut ini adalah puisi berjudul “Puisi” yang dibuat oleh Korrie Layun Rampan.

“Puisi”
(Karya Korrie Layun Rampan)

Jalan ini berdebu, kekasih
Terbentang di padang rasa
Enam belas matahari memanah dari enam belas ufuk
Siang pun garang sepanjang kulminasi

Bahak malam mengikut pelan langkah tertatih
Ketipak bulan putih
Di taman kekasih

Pengantinku
Antara kerikil dan pasir merah
Tersembunyi jejak-jejak yang singgah

Related posts of "Puisi Karya Korrie Layun Rampan"

Puisi Kenangan Kita Karya Rayhandi

Berikut ini adalah puisi berjudul "Kenangan Kita" yang dibuat oleh Rayhandi. "Kenangan Kita" (Karya Rayhandi) Kenangan kita Semua terjadi di gedung kotak bernama sekolah Kita bersama merangkak mengutip ilmu. Kenangan kita Kita bersama tertawa Bersama menangis Bersama bermain. Kenangan kita Sebentar lagi semua itu fiksi Kenangan yang kita lalui hilang ditelan waktu Semua cerita kita...

Puisi Bakwan Karya Beni Satryo

Berikut ini adalah puisi berjudul "Bakwan" yang dibuat oleh Beni Satryo. "Bakwan" (Karya Beni Satryo) Sepasang terigu mulai berdoa. Mereka menyiapkan bunga seledri dan membereskan butiran garam. Di atas dengkulku. Senja akan menyalakan api. Swara kita tak terdengar lagi. Hanya ada maghrib dan remah bakwan yang karib. Sumber: Indoprogress, 13 Juni 2015.

Puisi Hujan Dalam Komposisi 1 Karya Sapardi Djoko Damono

Berikut ini adalah puisi berjudul "Hujan Dalam Komposisi 1" yang dibuat oleh Sapardi Djoko Damono. "Hujan Dalam Komposisi 1" (Karya Sapardi Djoko Damono) Apakah yang kautangkap dari swara hujan, dari daun-daun bugenvil basah yang teratur mengetuk jendela? Apakah yang kautangkap dari bau tanah, dari ricik air yang turun di selokan? Ia membayangkan hubungan gaib antara...

Puisi Lokasi Mimpi Karya Adri Sandra

Berikut ini adalah puisi berjudul "Lokasi Mimpi" yang dibuat oleh Adri Sandra. "Lokasi Mimpi" (Karya Adri Sandra) dingin sekali malam ini, rintik embun, beku di daun-daun kuhanyutkan jiwa di nyala lampu, pijarnya merenangi darah dan nadi berdenyut, menggamit langit yang kusut “o, pintu belum kututup, masuklah!” bayang-bayang berdiri, mengetuk-ngetuk dinding hari di matanya mimpi mendidih,...