Puisi Jangan Takut Ibu Karya W.S. Rendra

Berikut ini adalah puisi berjudul “Jangan Takut Ibu” yang dibuat oleh W.S. Rendra.

“Jangan Takut Ibu”
(Karya W.S. Rendra)

Matahari musti terbit.
Matahari musti terbenam.
Melewati hari-hari yang fana
ada kanker payudara, ada encok,
dan ada uban.
Ada gubernur sarapan bangkai buruh pabrik,
Bupati mengunyah aspal,
Anak-anak sekolah dijadikan bonsai.
Jangan takut, Ibu!
Kita harus bertahan.
Karena ketakutan
meningkatkan penindasan.

Manusia musti lahir.
Manusia musti mati.
Di antara kelahiran dan kematian
bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki,
serdadu-serdadu Jepang memanggal kepala patriot-patriot Asia,
Ku Klux Klan membakar gereja orang Negro,
Terotis Amerika meledakkan bom di Oklahoma
Memanggang orangtua, ibu-ibu dan bayi-bayi,
di Miami turis Eropa dirampok dan dibunuh,
serdadu Inggris membantai para pemuda di Irlandia,
orang Irlandia meledakkan bom di London yang tidak aman.

Jangan takut, Ibu!
Jangan mau digertak.
Jangan mau diancam.
Karena ketakutan
meningkatkan penjajahan.

Sungai waktu
menghanyutkan keluh-kesah mimpi yang meranggas.
Keringat bumi yang menyangga peradaban insane
Menjadi uranium dan mercury.
Tetapi jangan takut, ibu!
Bulan bagai alis mata terbit di ulu hati.
Rasi Bima Sakti berzikir di dahi.
Aku cium tanganmu, Ibu!
Rahim dan susumu adalah persemaian harapan.
Kekuatan ajaib insan
Dari zaman ke zaman.

– Hamburg, 30 September 2003 –

Related posts of "Puisi Jangan Takut Ibu Karya W.S. Rendra"

Puisi Setelah Hujan Turun Karya Rayhandi

Berikut ini adalah puisi berjudul "Setelah Hujan Turun" yang dibuat oleh Rayhandi. "Setelah Hujan Turun" (Karya Rayhandi) Di hari itu Ketika hanya gelap yang kulihat di langit Ketika angin meniupku hingga ke belulang ku Ketika rintik mengguyur semua bajuku. Setelah hujan turun Kutemukan seberkas cahaya indah Yang dengan memandangnya membuatku senang Cahaya itu sunggh indah...

Puisi Karya Korrie Layun Rampan

Berikut ini adalah puisi berjudul "Puisi" yang dibuat oleh Korrie Layun Rampan. "Puisi" (Karya Korrie Layun Rampan) Jalan ini berdebu, kekasih Terbentang di padang rasa Enam belas matahari memanah dari enam belas ufuk Siang pun garang sepanjang kulminasi Bahak malam mengikut pelan langkah tertatih Ketipak bulan putih Di taman kekasih Pengantinku Antara kerikil dan pasir...

Puisi Berada di Bulanmu Karya Amrin Tambuse

Berikut ini adalah puisi berjudul "Berada di Bulanmu" yang dibuat oleh Amrin Tambuse. "Berada di Bulanmu" (Karya Amrin Tambuse) Aku berada di bulanmu, Juli bersama hari kemenangan setelah aku berjuang dengan berpuasa sebulan penuh menahan napsu, lapar dahaga berada di bulanmu, Juli kunikmati kebersamaan bersama famili dengan saling kunjung mengunjungi agar tak putus tali silaturahmi...

Puisi Insulinde Senja Karya Refdinal Muzan

Berikut ini adalah puisi berjudul "Insulinde Senja" yang dibuat oleh Refdinal Muzan. "Insulinde Senja" (Karya Refdinal Muzan) I Mana ruang kita hadir kala kaki di sini menjejak menghirup langit untuk kembali menjelma sepasang burung dalam sebuah kurun yang beruntun II seberkas nafas baru saja tersimak melengkapi teduh semayam riang Kaki-kaki kecil yang berlari kecemasanmu menghampiri...