Puisi Jalan Slamet Riyadi Solo Karya Widji Thukul

Berikut ini adalah puisi berjudul “Jalan Slamet Riyadi Solo” yang dibuat oleh Widji Thukul.

“Jalan Slamet Riyadi Solo”
(Karya Widji Thukul)

dulu kanan dan kiri jalan ini
pohon-pohon asam besar melulu
saban lebaran dengan teman sekampung
jalan berombongan
ke taman sriwedari nonton gajah
banyak yang berubah kini
ada holland bakery
ada diskotik ada taksi
gajahnya juga sudah dipindah
loteng-loteng arsitektur cina
kepangkas jadi gedung tegak lurus
hanya kereta api itu
masih hitam legam
dan terus mengerang
memberi peringatan pak-pak becak
yang nekat potong jalan
“hei hati hati
cepat menepi ada polisi
banmu digembos lagi nanti!”

– solo, mei-juni 1991 –

Related posts of "Puisi Jalan Slamet Riyadi Solo Karya Widji Thukul"

Puisi Lintang Karya Andrea Hirata

Berikut ini adalah puisi berjudul "Lintang" yang dibuat oleh Andrea Hirata. "Lintang" (Karya Andrea Hirata) Dengan pisau lipat Kuukir pelan-pelan Kalimat yang dalam Dari perasaanku yang larat Karena hormatku yang sarat Untuk pesona persahabatan dan kecerdasan Lintang, Lintang, hatimu yang benderang Qui genus humanum ingenio superavit Manusia genius tiada tara

Puisi Matahari Minggu Karya Sitor Situmorang

Berikut ini adalah puisi berjudul "Matahari Minggu" yang dibuat oleh Sitor Situmorang. "Matahari Minggu" (Karya Sitor Situmorang) Di hari Minggu di hari iseng Di silau matahari jalan berliku Kawan habis tujuan di tepi kota Di hari Minggu di hari iseng Bersandar pada dinding kota Kawan terima kebuntuan batas Di hari panas tak berwarna Seluruh damba...

Puisi Fall in Love Karya Rayhandi

Berikut ini adalah puisi berjudul "Fall in Love" yang dibuat oleh Rayhandi. "Fall in Love" (Karya Rayhandi) I fall in love with you In the frist sight When i meet you See your beautiful face Smiled when remembering your face Make you be my mine Hold you every morning Together with you I want you...

Puisi Pantai Kota di Malam Hari Karya Eka Budianta

Berikut ini adalah puisi berjudul "Pantai Kota di Malam Hari" yang dibuat oleh Eka Budianta. "Pantai Kota di Malam Hari" (Karya Eka Budianta) pelabuhan itu kelihatan sayup-sayup dan sunyi ketika sinar matanya yang rindu dan penuh pengharapan memandangnya dengan cahaya lampu sepasang kunang-kunang - 1976 -