Puisi Hampa Karya Chairil Anwar

Berikut ini adalah puisi berjudul “Hampa” yang dibuat oleh Chairil Anwar.

“Hampa”
(Karya Chairil Anwar)

Sepi di luar. Sepi menekan mendesak
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut
Tak satu kuasa melepas renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti

Sepi
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertampik
Ini sepi terus ada. Dan menanti

Related posts of "Puisi Hampa Karya Chairil Anwar"

Puisi Ini Februari Karya Yeye

Berikut ini adalah puisi berjudul "Ini Februari" yang dibuat oleh Yeye. "Ini Februari" (Karya Yeye) (I) Ini Februari Bulan merah jambu, katamu Langit menitipkan salam Hujan tumpah ruah Membasah kebun, halaman dan hati Rindu datang lagi Pada tulusmu yang sungguh-sungguh (II) Selalu melankolia Mengingatmu dalam larik-larik alinea Tak akan selesai cerita tentangmu Bukan tentang cinta...

Puisi Sanatorium Chakhalinagara, Moskwa Karya W.S. Rendra

Berikut ini adalah puisi berjudul "Sanatorium Chakhalinagara, Moskwa" yang dibuat oleh W.S. Rendra. "Sanatorium Chakhalinagara, Moskwa" (Karya W.S. Rendra) Hatiku terbaring telanjang di meja di atas piring di samping pisau, senduk, dan garpu, selagi aku duduk di kursi putih dengan koran tak bisa dibaca di pangkuanku. Pintu balkon yang terbuka menampakkan terali yang hitam serta...

Puisi Berada di Bulanmu Karya Amrin Tambuse

Berikut ini adalah puisi berjudul "Berada di Bulanmu" yang dibuat oleh Amrin Tambuse. "Berada di Bulanmu" (Karya Amrin Tambuse) Aku berada di bulanmu, Juli bersama hari kemenangan setelah aku berjuang dengan berpuasa sebulan penuh menahan napsu, lapar dahaga berada di bulanmu, Juli kunikmati kebersamaan bersama famili dengan saling kunjung mengunjungi agar tak putus tali silaturahmi...

Puisi Aku Manusia Biasa Karya Sorae

Berikut ini adalah puisi berjudul "Aku Manusia Biasa" yang dibuat oleh Sorae. "Aku Manusia Biasa" (Karya Sorae) Aku manusia biasa. Begitu mudah terbuai angin surga. Pelambung khayal.... terbangkan hasrat ku hingga ke NIRVANA. Pernah ku pergi berlalu. Campakkan semua harap.... abaikan rasaku. Namun.... Jemari langit kembali menggapaiku. Mencengkram kelemahan manusiawiku. “HATI.....” Aku manusia biasa. Aku...