Puisi Episode Karya W.S. Rendra

Berikut ini adalah puisi berjudul “Episode” yang dibuat oleh W.S. Rendra.

“Episode”
(Karya W.S. Rendra)

Kami duduk berdua
di bangku halaman rumahnya
pohon jambu di halaman itu
berbuah dengan lebatnya
dan kami senang memandangnya.
Angin yang lewat
memainkan daun yang berguguran.
Tiba-tiba ia bertanya:
“Mengapa sebuah kancing bajumu
lepas terbuka?”
Aku hanya tertawa.
lau ia sematkan dengan mesra
sebuah peniti menutup bajuku.
Sementara itu
aku bersihkan
guguran bunga jambu
yang mengotori rambutnya.

Related posts of "Puisi Episode Karya W.S. Rendra"

Puisi Cinta di Hari Rabu Karya Anonim

Berikut ini adalah puisi berjudul "Cinta di Hari Rabu" yang dibuat oleh Anonim. "Cinta di Hari Rabu" (Karya Anonim) Selamat hari rabu sayang Hari pertengahan dalam sepekan Kemarin adalah kenangan Besok adalah harapan Mari berdoa bersama Mudah-mudahan apa yang kita harapkan Akan tercapai dengan penuh kebahagiaan Selamat Hari Rabu sayang

Puisi Ketika Setan Terpenjara Karya Y. S. Sunaryo

Berikut ini adalah puisi berjudul "Ketika Setan Terpenjara" yang dibuat oleh Y. S. Sunaryo. "Ketika Setan Terpenjara" (Karya Y. S. Sunaryo) Setan terpenjara Ketika puasa mampu perangi dahaga Tak makan sebelum waktu buka Menahan tingkah raga tanpa makna Gerak langkah ibadah Wajah wudu selalu cerah Bibir zikir tampak basah Tangan takbir penuh pasrah Setan terpenjara...

Puisi Kwatrin-Kwatrin Pagi di Bali Karya Linus Suryadi A.G.

Berikut ini adalah puisi berjudul "Kwatrin-Kwatrin Pagi di Bali" yang dibuat oleh Linus Suryadi A.G. "Kwatrin-Kwatrin Pagi di Bali" (Karya Linus Suryadi A.G.) (1) Matahari bangkit di laut Jawa Wahai! Matahari siapa pula? Baru kemarin ia tenggelam di lepas Kuta Sambil meliak-liukkan pohon-pohon kelapa (2) Mula-mula fajar cerah dingin di tanah Membagikan uapnya ke pasir...

Puisi Niatku Karya Annisa Nur Fitriyani

Berikut ini adalah puisi berjudul "Niatku" yang dibuat oleh Annisa Nur Fitriyani. "Niatku" (Karya Annisa Nur Fitriyani) Langkah demi langkah kutapaki Hingga ribuan kulewati Bodohku pilih yang tak pasti Tak cukup untuk mensyukuri Nikmat yang tiada henti Kulangkahi jalan-jalan berduri Dengan kesalahan-kesalahan di mewahnya kehidupan Aku masih bisa congkak melawan nikmat Tuhan Ku rengkuh cinta...