Puisi Dongeng Sebelum Tidur Karya Goenawan Mohamad

Berikut ini adalah puisi berjudul “Dongeng Sebelum Tidur” yang dibuat oleh Goenawan Mohamad.

“Dongeng Sebelum Tidur”
(Karya Goenawan Mohamad)

“Cicak itu, cintaku, berbicara tentang kita.
Yaitu nonsens.”

Itulah yang dikatakan baginda kepada permaisurinya, pada malam itu. Nafsu di ranjang
telah jadi teduh dan senyap merayap antara sendi dan sprei.

“Mengapakah tak percaya? Mimpi akan meyakinkan seperti matahari pagi.”

Perempuan itu terisak, ketika Anglingdarma menutupkan kembali
kain ke dadanya dengan nafas yang dingin, meskipun ia mengecup rambutnya.

Esok harinya permaisuri membunuh diri dalam api.

Dan baginda pun mendapatkan akal bagaimana ia harus melarikan diri – dengan
pertolongan dewa-dewa entah dari mana – untuk tidak setia.

“Batik Madrim, Batik Madrim, mengapa harus, patihku? Mengapa harus seorang
mencintai kesetiaan lebih dari kehidupan dan sebagainya dan sebagainya?”

Related posts of "Puisi Dongeng Sebelum Tidur Karya Goenawan Mohamad"

Puisi Thank Karya Sheila Cheasbro

Berikut ini adalah puisi berjudul "Thank" yang dibuat oleh Sheila Cheasbro. "Thank" (Karya Sheila Cheasbro) You’re my friend because you’re always there, If there’s sadness around or in the air, At night, in the morning or anytime of day, You’re there to cheer me up and chase the sadness away. I just want to thank...

Puisi Harap Karya Erwid Benzon

Berikut ini adalah puisi berjudul "Harap" yang dibuat oleh Erwid Benzon. "Harap" (Karya Erwid Benzon) Terpaku dalam kelamnya malam Tertaih berharap cahaya Dan kukan melangkah Menuju nurani Menghapus sisa cinta lama Yang perih dan... Yang kini sepi... Sumber: Majalah SMA 1 Ngawi “Bhaskara” tahun 1992.

Puisi September Kembali Membawa Kenangan Karya Caroline Sambuaga

Berikut ini adalah puisi berjudul "September Kembali Membawa Kenangan" yang dibuat oleh Caroline Sambuaga. "September Kembali Membawa Kenangan" (Karya Caroline Sambuaga) September kembali menyapaku, tentu saja bersama kenangan tentangmu... Rangkaian waktu yang berlalu, belum menghapus jejakmu dalam memori tentang kita... Harusnya rinai hujan sudah menampakkan dirinya, tapi matahari masih bertahan pada egonya untuk bersinar Aku...

Puisi Alaah… Biasa Karya Destuma

Berikut ini adalah puisi berjudul "Alaah... Biasa" yang dibuat oleh Destuma. "Alaah... Biasa" (Karya Destuma) Hampa... Kian hampa hari yang terurai Kian tawar tawa yang terpaksa Semua yang kurasa hanya hampa Semua mimpi hanya biasa Tiada yang istimewa... semua biasa-biasa saja Dirimu hadir... Hanya sekejap Yang menyibakkan tirai kelana Oh... sejuta pesona Hijau muda dan...