Puisi Dongeng Pahlawan Karya W.S. Rendra

Berikut ini adalah puisi berjudul “Dongeng Pahlawan” yang dibuat oleh W.S. Rendra.

“Dongeng Pahlawan”
(Karya W.S. Rendra)

Pahlawan telah berperang dengan panji-panji
berkuda terbang dan menangkan putri.
Pahlawan kita adalah lembu jantan
melindungi padang dan kaum perempuan.
Pahlawan melangkah dengan baju-baju sutra.

Malam tiba, angin tiba, ia pun tiba.
Adikku lanang, senyumlah bila bangun pagi-pagi
kerna pahlawan telah berkunjung di tiap hati.

Related posts of "Puisi Dongeng Pahlawan Karya W.S. Rendra"

Puisi Di Peron Stasiun Karya Dwi Ariantoni

Berikut ini adalah puisi berjudul "Di Peron Stasiun" yang dibuat oleh Dwi Ariantoni. "Di Peron Stasiun" (Karya Dwi Ariantoni) di peron stasiun aku mengumpulkan seluruh ketakutan yang kudengar dari cerita-cerita kepergian, sore membisikkan dirinya pada langit jika ia mau pergi. Peron ini ialah pemakaman, diziarahi orang-orang yang tak pernah ikhlas dijemput perpisahan. Kereta melintas lambat...

Puisi Sebuah Kamar Karya Chairil Anwar

Berikut ini adalah puisi berjudul "Sebuah Kamar" yang dibuat oleh Chairil Anwar. "Sebuah Kamar" (Karya Chairil Anwar) Sebuah jendela menyerahkan kamar ini pada dunia Bulan yang menyinar ke dalam mau lebih banyak tahu Sudah lima anak bernyawa di sini, Aku salah satu Ibuku tertidur dalam tersedu Keramaian penjara sepi selalu Bapak ku sendiri terbaring jemu...

Puisi Selamat Idul Fitri Karya KH. A. Mustofa Bisri

Berikut ini adalah puisi berjudul "Selamat Idul Fitri" yang dibuat oleh KH. A. Mustofa Bisri. "Selamat Idul Fitri" (Karya KH. A. Mustofa Bisri) Sejak semalam Bahkan beberapa malam yang lalu Hari sudah tahu kemenangannya Akan datang Seperti tak sabar Semalaman langit bergaung-gaung Melantunkan takbir yang ingar bingar Allahu Akbar! WaliLlahil hamdu! Ramadan seperti malas pergi...

Puisi Mengulang Air Mata Karya Adi K

Berikut ini adalah puisi berjudul "Mengulang Air Mata" yang dibuat oleh Adi K. "Mengulang Air Mata" (Karya Adi K) Cuma ada satu matahari di pagi itu sementara cahaya pudar di matamu. Tepat saat langit mulai mengingat apa-apa, perpisahan kembali terjadi. Dan hari itu aku mengulang air mata yang sama dalam kepedihan yang lain. Sumber: Buku...