Puisi Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi Karya Goenawan Mohamad

Berikut ini adalah puisi berjudul “Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi” yang dibuat oleh Goenawan Mohamad.

“Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi”
(Karya Goenawan Mohamad)

Di beranda ini angin tak kedengaran lagi
Langit terlepas. Ruang menunggu malam hari
Kau berkata: pergilah sebelum malam tiba
Kudengar angin mendesak ke arah kita

Di piano bernyanyi baris dari Rubayyat
Di luar detik dan kereta telah berangkat
Sebelum bait pertama. Sebelum selesai kata
Sebelum hari tahu ke mana lagi akan tiba

Aku pun tahu: sepi kita semula
bersiap kecewa, bersedih tanpa kata-kata
Pohon-pohon pun berbagi dingin di luar jendela
mengekalkan yang esok mungkin tak ada

– 1966 –

Sumber: Asmaradana ( Gramedia Widiasarana, Jakarta, 1992).

Related posts of "Puisi Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi Karya Goenawan Mohamad"

Peribahasa Dapur Tidak Berasap

Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Dapur tidak berasap”. Artinya:Sangat miskin, hingga untuk makan pun tidak cukup. Demikian arti dari peribahasa "Dapur tidak berasap". Semoga bermanfaat.

Puisi Perempuan Itu Adalah Ibuku Karya Arifin C. Noer

Berikut ini adalah puisi berjudul "Perempuan Itu Adalah Ibuku" yang dibuat oleh Arifin C. Noer. "Perempuan Itu Adalah Ibuku" (Karya Arifin C. Noer) Perempuan yang bernama kesabaran 'pabila malam menutup pintu-pintu rumah masih saja ia duduk menjaga anak-anak yang sedang gelisah dalam tidurnya. Perempuan itu adalah ibuku... Perempuan yang menangguhkan segalanya bagi impian-impian yang mendatang....

Puisi Alaah… Biasa Karya Destuma

Berikut ini adalah puisi berjudul "Alaah... Biasa" yang dibuat oleh Destuma. "Alaah... Biasa" (Karya Destuma) Hampa... Kian hampa hari yang terurai Kian tawar tawa yang terpaksa Semua yang kurasa hanya hampa Semua mimpi hanya biasa Tiada yang istimewa... semua biasa-biasa saja Dirimu hadir... Hanya sekejap Yang menyibakkan tirai kelana Oh... sejuta pesona Hijau muda dan...

Puisi Ziarah Karya Oka Rusmini

Berikut ini adalah puisi berjudul "Ziarah" yang dibuat oleh Oka Rusmini. "Ziarah" (Karya Oka Rusmini) engkau menjelma kuda dengan dua kaki patah. Anak lelaki yang kau tanam dalam lautan darahmu, memasuki seluruh lubang pori-porimu. Kau biarkan tubuhmu terbuka, bahkan ketika dia minta igamu. Kau berkata: "petikkan api di pohon. Siapkan ranting, air suci, dan kelopak...