“Daun-Daun Jatuh” (Karya
Sapardi Djoko Damono)
Daun-daun jatuh selembar demi selembar
kaupun tengah menyaksikannya lewat jendela
Mereka semua para tetangga kita, yang selalu mengangguk
setiap kita menyingkapkan tirai jendela;
barangkali pernah kukatakan sesuatu yang buruk
tentang nasib kita (tanpa kusengaja tentunya),
dan barangkali kaupun pernah mengeluh
tentang cuaca yang membuatmu batuk dan selesma,
pastilah mereka telah mendengar itu semuanya.
Pernah kaudengarkah mereka mempercakapkan kita?
Daun-daun jatuh selembar demi selembar
setelah terlampau banyak tahu tentang tingkah-laku manusia;
pastilah mereka saksikan bunga-bunga yang mekar dari cinta kita,
mereka dengarkan igauan-igauan selama kau tidur,
dan mereka cium mau busuk dari mimpi-mimpi kita.
Sapulah saja bangkai-bangkai itu
sebelum membusuk dan mengotori pekarangan rumah kita;
ketika angin keras menggoncang entah dari mana
daun-daun itu gugurlah sebab hanya bertumpu pada cuaca yang fana,
tetapi kita, sayangku
tetapi kita tetap mengeluh, tetap bermimpi, tetap mengigau
akan tetap bertahan sebab kita berjejak
pada Alam yang diluar raih tangan kita.
1966
Sumber: Horison, April 1967.
Related posts of "Puisi Daun-Daun Jatuh Karya Sapardi Djoko Damono"
Berikut ini adalah puisi berjudul "Hoax" yang dibuat oleh Gun. "Hoax" (Karya Gun) Media sosial milik massa Semua berita bisa diunggah Wadah berekspresi mencurahkan isi hati Sayangnya kebebasan salah menanggapi Beritanya sangat berani Barangkali justru tidak mengerti Kabar bohong di sana-sini Menghasut memanaskan kondisi Hoax memang berita bohong Cenderung menjebak dam merongrong Terbius ulasan omong...
Berikut ini adalah puisi berjudul "Guru Zaman Now" yang dibuat oleh Gus Ipul. "Guru Zaman Now" (Karya Gus Ipul) Kenapa waktu masih kecil guru mengajarkan "Ini Budi," bukan "Ini Ipul?" Karena guru menyadari pentingnya landasan budi pekerti sebelum semua ilmu terkumpul. Guru, bukanlah singkatan gugling dan meniru ada yang bilang digugu lan ditiru, padahal guru...
Berikut ini adalah puisi berjudul "Cinta di Hari Senin" yang dibuat oleh Anonim. "Cinta di Hari Senin" (Karya Anonim) Selamat pagi Sayang Ayo segera bergegas kibarkan bendera cinta Mari kita adakan upacara penyatuan jiwa Ayo kita baca bait pilar cinta kita berdua Supaya kita tidak lupa Bahwa kita punya janji setia Bahwa kita punya cita-cita...
Berikut ini adalah puisi berjudul "Hampa" yang dibuat oleh Chairil Anwar. "Hampa" (Karya Chairil Anwar) Sepi di luar. Sepi menekan mendesak Lurus kaku pohonan. Tak bergerak Sampai ke puncak. Sepi memagut Tak satu kuasa melepas renggut Segala menanti. Menanti. Menanti Sepi Tambah ini menanti jadi mencekik Memberat mencekung punda Sampai binasa segala. Belum apa-apa Udara...