Puisi Barangkali Karena Bulan Karya W.S. Rendra

Berikut ini adalah puisi berjudul “Barangkali Karena Bulan” yang dibuat oleh W.S. Rendra.

“Barangkali Karena Bulan”
(Karya W.S. Rendra)

Bulan menyebarkan aroma berahi
dari tubuhnya.
Yang lalu melekat di daun-daun pohon tanjung
yang gemetaran.
Seekor kucing jantan mengerang
dengan suara ajaib.
Mengucapkan puisi yang tak bisa ia tuliskan.
Dan, Ma, aku meraih susumu
yang jauh dari jangkauanku.

Aku tulis sajak cintaku ini
Karena tak bisa kubisikkan kepadamu.
Rindu mengarungi Senin, Selasa, Rabu,
Dan seluruh minggu.
Menetas bagaikan air liur langit
Yang menjadi bintang-bintang.

Kristal-kristal harapan dan keinginan
berkilat-kilat hanyut di air kali.
Membentur batu-batu yang tidur.
Gairah kerja di siang hari
di malam purnama menjadi gelora asmara.
Kerna bintang-bintang, pohon tanjung,
Angin, dan serangga malam.

Ma, tubuhmu yang lelap tidur
terbaring di atas perahu layar
hanyut di langit
Mengarungi angkasa raya.

– Warangan, Juli 2003 –

Related posts of "Puisi Barangkali Karena Bulan Karya W.S. Rendra"

Puisi Ketika Menunggu Bis Kota, Malam-Malam Karya Sapardi Djoko Damono

Berikut ini adalah puisi berjudul "Ketika Menunggu Bis Kota, Malam-Malam" yang dibuat oleh Sapardi Djoko Damono. "Ketika Menunggu Bis Kota, Malam-Malam" (Karya Sapardi Djoko Damono) "Hus, itu bukan anjing; itu capung!" katanya. Tapi capung tak pernah terbang malam, bukan? Capung tak suka ke tempat sampah -- biasanya ia hinggap di ujung daun rumput waktu pagi...

Puisi Serenada Biru Karya W.S. Rendra

Berikut ini adalah puisi berjudul "Serenada Biru" yang dibuat oleh W.S. Rendra. "Serenada Biru" (Karya W.S. Rendra) 1 Alang-alang dan rumputan bulan mabuk di atasnya. Alang-alang dan rumputan angin membawa bau rambutnya. 2 Mega putih selalu berubah rupa membayangkan rupa yang datang derita. 3 Ketika hujan datang malamnya sudah tua: angin sangat garang dinginnya tak...

Puisi Hai, Kamu! Karya W.S. Rendra

Berikut ini adalah puisi berjudul "Hai, Kamu!" yang dibuat oleh W.S. Rendra. "Hai, Kamu!" (Karya W.S. Rendra) Luka-luka di dalam lembaga, intaian keangkuhan kekerdilan jiwa, noda di dalam pergaulan antar manusia, duduk di dalam kemacetan angan-angan. Aku berontak dengan memandang cakrawala. Jari-jari waktu menggamitku. Aku menyimak kepada arus kali. Lagu margasatwa agak mereda. Indahnya ketenangan...

Puisi Sepotong Senja Karya Acep Zamzam Noor

Berikut ini adalah puisi berjudul "Sepotong Senja" yang dibuat oleh Acep Zamzam Noor. "Sepotong Senja" (Karya Acep Zamzam Noor) Sepotong senja kemerahan yang kauberikan padaku Segulung mega serta segenggam kabut yang memabukkan itu Masih belum bisa kuterjemahkan sebagai puisi Senyummu terlalu jenaka untuk seorang Rabi’ah Dan punggungmu belum cukup bungkuk untuk tertatih Menyusuri lorong-lorong Basrah...