Puisi Aritmia Karya Wira Nagara

Berikut ini adalah puisi berjudul “Aritmia” yang dibuat oleh Wira Nagara.

“Aritmia”
(Karya Wira Nagara)

Kini malam terlalu muram bila harus kuceritakan padamu
Kantuk yang pernah kau tahan untuk mendengar suaraku nyenyak dibunuh waktu
Remuk dalam serabut halus di setiap katuk yang menandai kesempatan telah tertutup
Berdetak dalam detik berontak dalam cekik

Diorama tanpa irama
Kau menepatkan kesabaran begitu tipis di penantian
Mencederai luka yang sedang kujahit sebagai upaya siuman dari rasa sakit
Harapan meruncingkan jarumnya
Bekerja menyulam takdir bersama kesalahan yang ingin kuperbaiki
Agar jantungku lancar memompa darah melewati aorta
Memapah kehendak yang mengatasnamakan cinta

Kusut dan berantakan
Satu persatu getir tumbuh di serambi menyekat sirkulasi
Mengepung bagai tralis di sekujur pulmonalis
Menahan karbondioksida lebih lama di dada
Liang batin pun terkoyak tanpa perlawanan
Kabar yang kau sampaikan hanya kulihat sebagai beling yang siap menusuk lebih dalam

Menganga dan berdarah
Deras kenangan luluh terbilas sebuah pinangan
Kau terima keinginan baik dari seseorang yang kau sangka baik
Baik bila itu benar baik tak usah bertanya apa aku masih dalam keadaan baik
Anggap saja kemarin hanya buih yang menempel sejenak di benakmu
Diusap pelan menghilang terhapus tanpa berselang
Menjadi pernah pada akhirnya tetap punah

Selamat untuk hatimu yang akan hidup di satu rumah
Biarkan aku kembali berkencan dengan khayalan
Bercerita tentang rencana setelah sah
Petak bangunan… Pagar di halaman… Posisi jendela…
Letak pot bunga… Motif sofa… Tebal selimut… Nama anak pertama…
Dan hal-hal yang hampir terjadi lainnya
Di nadiku kini mengalir cemburu
Menghidupi denyut kecewa
Mengalun dalam vena yang enggan mengalirkan darah
Menghentikan laju udara dalam sekat paru-paru yang terpecah
Saat gaun pengantin sudah kau unggah
Dan undangan pun tersebar untuk pesta meriah
Maka perayaan lengkaplah sudah

Cicinmu tersemat
Jantungku terlumat

FYI: Aritmia dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti, yaitu irama detak jantung yang tidak teratur (terlalu cepat atau terlalu lambat) karena ada gangguan rangsang berupa aliran listrik, menimbulkan gejala berupa nyeri dada dan rasa berdebar-debar.

Related posts of "Puisi Aritmia Karya Wira Nagara"

Puisi Tangis Ibu Karya Anonim

Berikut ini adalah puisi berjudul "Tangis Ibu" yang dibuat oleh Anonim. "Tangis Ibu" (Karya Anonim) Dalam senyummu, ada letihmu Siang dan malam menyergapmu Tak sedetik kau berhenti Agar ada cahaya untukku, anakmu Terkadang hinaan menemanimu Yang tak peduli dengan hatimu Masih saja kau berjalan ke depan Mencari pintu untukku, anakmu Bukan berlian yang kau minta...

Puisi Pelangi Yang Indah Karya Rayhandi

Berikut ini adalah puisi berjudul "Pelangi Yang Indah" yang dibuat oleh Rayhandi. "Fall in Love" (Karya Rayhandi) Pelangi yang indah Membentang hampar di langit tinggi Sungguh indah warnamu Sungguh ingin aku selalu melihatmu. Pelangi yang indah Kau sungguh jauh di sana Aku takkan bisa menyentuhmu Hanya bisa memandang indahmu dari bumi. Pelangi yang indah Di...

Puisi Tentang Matahari Karya Sapardi Djoko Damono

Berikut ini adalah puisi berjudul "Tentang Matahari" yang dibuat oleh Sapardi Djoko Damono. "Tentang Matahari" (Karya Sapardi Djoko Damono) Matahari yang di atas kepalamu itu adalah balonan gas yang terlepas dari tanganmu waktu kau kecil, adalah bola lampu yang di atas meja ketika kau menjawab surat-surat yang teratur kau terima dari sebuah Alamat, adalah jam...

Puisi Gubahan Karya Mohammad Yamin

Berikut ini adalah puisi berjudul "Gubahan" yang dibuat oleh Mohammad Yamin. "Gubahan" (Karya Mohammad Yamin) Beta bertanam bunga cempaka Di tengah halaman tanah pusaka, Supaya selamanya, segenap ketika Harum berbau, semerbak belaka. Beta berahu bersuka raya Sekiranya bunga puspa mulia Dipetik handaiku, muda usia Dijadikan karangan, nan permai kaya Semenjak kuntuman, kecil semula Beta berniat...