Peribahasa Dalam Menunduk Dia Menyonggeng

Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Dalam menunduk dia menyonggeng”.

Artinya:
Dari sikap terlihat ia menerima dengan baik, tetapi sebenarnya hatinya membantah.
FYI: Menyonggeng berasal dari kata dasar “songgeng” yang mendapat imbuhan awalan “me-” dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti, yaitu tegak, dada terkedik, dan pantat naik ke atas (tentang bentuk badan).

Demikian arti dari peribahasa “Dalam menunduk dia menyonggeng”. Semoga bermanfaat.

Related posts of "Peribahasa Dalam Menunduk Dia Menyonggeng"

Peribahasa Cekarau Besar Liang

Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Cekarau besar liang”. Artinya:Orang yang besar bualannya (sombong) dan suka membeberkan rahasia orang lain.FYI: - Cekarau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti, yaitu tumbuhan air (batangnya berlubang besar). - Liang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti, yaitu lubang kecil. Demikian arti dari peribahasa "Cekarau besar...

Peribahasa Kecil-Kecil Anak Kalau Sudah Besar Onak

Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Kecil-kecil anak kalau sudah besar onak”. Artinya:Anak itu selagi masih kecil menyenangkan hati, tetapi kalau sudah besar menyusahkan hati karena kelakuannya, dan sebagainya.FYI: Onak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti, yaitu rotan yang berduri. Demikian arti dari peribahasa "Kecil-kecil anak kalau sudah besar onak". Semoga bermanfaat.

Peribahasa Bagai Kucing Dengan Panggang

Berikut ini adalah arti dari peribahasa “Bagai kucing dengan panggang”. Artinya:Sesuatu yang dapat menimbulkan hal yang tidak baik jika didekatkan. Demikian arti dari peribahasa "Bagai kucing dengan panggang". Semoga bermanfaat.

Puisi Internasionale Karya Goenawan Mohamad

Berikut ini adalah puisi berjudul "Internasionale" yang dibuat oleh Goenawan Mohamad. "Internasionale" (Karya Goenawan Mohamad) Di sebuah perpustakaan di sebuah penderitaan seorang-orang tua resah tersandar ke kaca meja. Ia tak bermahkota dan aku tak mengenalnya, tapi ku beri ia tabik dan kami pun ke jalan-jalan raya. Lihatlah, Karl, kemerdekaan ini diperjuangkan dengan empat lobang kantong...