Apabila rakyat menginginkan terbebas dari kezholiman seorang pemimpin, maka hendaklah mereka meninggalkan kezholiman.
(Inilah nasehat yang sangat bagus dari seorang ulama Robbani. Lihat Syarh Aqidah Ath Thohawiyah, hal. 381, Darul ‘Aqidah)
Sebuah nasehat dari seorang ulama yang harusnya menggelitik bagi rakyat. Bahwa jika rakyat ingin pemimpin yang bijak, maka rakyatpun harus bijak. Jika ingin pemimpin yang baik juga harus menjadi rakyat yang baik. Karena bukan hanya pemimpin sebagai cerminan rakyatnya. Tapi rakyat juga cerminan pemimpinnya. Apalagi seorang pemimpin juga lahir dari pemikiran, ideologi dan kebijakan dalam masyarakatnya. Jadi siapapun yang terpilih sebagai pemimpin bangsa nantinya, harusnya tetap dihormati, tetap disyukuri dan tetap diikuti aturannya. Karena itulah hak dan kewajiban sebagai rakyat.
2019 Ganti Pola Pikir, Siapapun Pemimpinmu, Jangan Selalu Menuntut Apa Yang Sudah DiBerikan Negaramu. TAPI Apa Yang Sudah Kamu Berikan Untuk Negaramu
Satu hal yang patut kita syukuri, bahwa kita punya rasa aman untuk hidup, pekerjaan yang cukup baik, fasilitas yang memadai dan semua hal yang sudah diberikan oleh negara. Namun layaknya manusia yang tak punya agama dan serakah. Kita selalu pandai menuntut dan merasa kurang pada kinerja pemimpin kita. Sehingga yang harus kita lakukan adalah ubah pola pikirmu. Negara setidaknya sudah menjamin hidupmu. Lalu prestasi atau kinerja apakah yang sudah kamu berikan untuk negaramu.
2019 Ubah Pola Pikir, Bahwa Siapapun Pemimpin Kita. DIA Tetap Seorang Pemimpin, Simbol Negara Yang Wajib Untuk Di Hormati Dan DiTaati
Naas apabila mendekati pemilihan seperti sekarang ini, hanya karena merasa tidak puas kepada seorang pemimpin lalu dengan mudahnya mencelanya hingga dengan kata kata yang tak lazim untuk disampaikan. Bagaimanapun seorang pemimpin selama masih menjabat sebagai seorang pemimpin wajib kita hormati dengan alasan apapun. SEORANG PEMIMPIN ADALAH SIMBOL NEGARA. Bagaimana mungkin negara lain akan menghormati negara kita. Jika kita sendiri malah mencelanya.
2019, Ganti Pola Pikir, Bahwa Sebagai Pemimpin Suatu Bangsa. Bukan Perkara Yang Mudah. Suka Ataupun Tidak Suka Adalah Hak Pribadi. Tapi Sampaikan Dengan Cara Yang Baik
Orang baik saja masih selalu saja ada yang tak suka. Nabi Muhammad SAW yang tanpa dosa, selalu berbuat baik kepada siapapun, selalu ada yang menyakiti bahkan ingin membunuh. Hingga sekarangpun masih banyak pula yang mencelanya. Sehingga pasti setiap pemimpin, ada rakyat yang akan pro dan kontra, itu adalah hal wajar. Namun sebagai orang yang bukan jahiliyah lagi, sudah mendapatkan pengetahuan agama yang baik. Dididik soal tata krama, sopan santun baik dalam bersikap ataupun berbicara. Sungguh naas, saat kelakuan dan ucapannya seperti orang barbar, seperti orang jahiliyah. Seakan segala pendidikan yang didapatkan hanya sebuah title dan nama belaka. Tidak masuk dalam hati, tindakan dan pemikirannya.
2019 Ubah Pola Pikir. BAHKAN ISLAM Mengajarkan Untuk Tetap Menaati Pemimpin Yang Zalim. Jadi Bersyukurlah Jika Nanti Kita Mendapatkan Pemimpin Yang Tidak Zalim Dan Baik.
“Nanti setelah aku akan ada seorang pemimpin yang tidak mendapat petunjukku (dalam ilmu, pen) dan tidak pula melaksanakan sunnahku (dalam amal, pen). Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad manusia. “
Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku lakukan jika aku menemui zaman seperti itu?”
Beliau bersabda, ”Dengarlah dan ta’at kepada pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan ta’at kepada mereka.” (HR. Muslim no. 1847. Lihat penjelasan hadits ini dalam Muroqotul Mafatih Syarh Misykah Al Mashobih, 15/343, Maktabah Syamilah)
Banyak hadits yang mengatakan bahwa sebagai seorang rakyat kita wajib menaatainya setelah Allah Dan Rosulnya. Bahkan jika pemimpin itu seorang dzalim sekalipun. Hal ini dikarenakan jika kita tidak menaatinya maka akan timbul kekacauan dalam masyarakat yang semakin besar. TAPI jika pemimpin itu meminta untuk bermaksiat pada Allah barulah kita bisa menentang dan tidak melaksanakannya. Dan satu hal yang harus kita syukuri bahwa bangsa kita, pemimpin kita adalah orang orang yang menghargai menjunjung dan menghormati sesama pemeluk agama tanpa membeda bedakannya. Selain Itu Pula juga mengutamakan perdamaian dan kesejahteraan masyarakatnya. Dan semoga kedepannya kita tidak akan pernah mendapatkan pemimpin yang meminta kita bermaksiat kepada Allah SWT.
2019 Ganti Pola Pikir. Bahwa Musibah Yang Hadir Bukan Selalu Karena Salah Pemimpin Atau Orang Lain. Karena Musibah Itu Lebih Banyak Karena Diri Kita Sendiri
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syura [42] : 30)
Sungguh kebahagiaan dan kesejahteraan hidup kita bukan bergantung pada orang lain maupun pemimpin kita. Semuanya adalah tergantung kita sendiri dan takdir Allah SWT. Sehingga dengan mudahnya menyalahkan orang lain atau pemimpin adalah tindakan yang jelas salah. Mereka hanyalah fasilutator, cobaan untuk kesabaran yang dihadirkan Allah dalam hidup. Kebahagiaanmu tetap berada dalam genggaman tanganmu sendiri.
2019 Ganti Pola Pikir. Bahwa Siapapun Pemimpinmu. Mari Kita Koreksi, Dukung Dan Taati Dengan Baik. Jangan Meminta Kebaikan Jika Kamu Melakukan Keburukan. Jangan Meminta Pemimpin Yang Baik Jika Rakyatnya Berperilaku Seperti Orang Jahiliyah.
Pemimpin adalah salah satu orang yang lahir dalam masyarakat. Perkembangannya, pola pikir dan tindakannya juga tergantung bagaimana perkembangan masyarakat. Sehingga sebenarnya masa depan pemimpin tergantung bagaimana masyarakatnya. Jadi hentikan sikap layaknya orang jahiliyah. Taati, Patuhi sebagaimana aturan mengajarkan. Dan jika ingin mengoreksi, koreksilah dengan baik. Sebagaimana agamamu mendidikmu.